Minggu, 08 November 2009

Gua Istana Maharani

PENDAHULUAN

Daerah Lamongan merupakan daerah yang sangat miskin terhadap kegiatan volkanik. Sehingga jarang sekali di temui atau bahkan tidak ada jenis batuan beku. Umumnya daerah Lamongan merupakan daerah dataran rendah dengan komposisi batuan berupa Batu pasir, Lempung, Lanau dan batuan jenis endapan lainya.
Daerah Lamongan juga mempunyai cadangan batu kapur yang cukup besar. Di daerah Lamongan selatan terdapat pegunungan kapur yang membentang dari daerah Ngimbang ke timur hingga daerah Kecamatan Mantup. Sedangkan di daerah pesisir utara terdapat Pegunungan Kapur Utara, yang merupakan salah satu pegunungan kapur yang membentang di pesisir utara Pulau Jawa mulai dari Kabupaten Pati (Jawa Tengah) hingga Lamongan (Jawa Timur). Banyak kalangan menyebutnya juga sebagai Pegunungan Kendeng Utara, karena letaknya yang sejajar dengan Pegunungan Kendeng yang membujur di sebelah selatannya. Juga ada yang menyebutnya sebagai Pegunungan Serayu Utara.
Pada rangkaian pegunungan ini terdapat suatu gua yang sangat menarik, yang disebut dengan gua Maharani. Gua ini mempunyai stalaktit dan stalagmite yang masih hidup. Stalagtit dan stalagmite ini masih mengalami pertumbuhan dengan kecepatan 1 cm per sepuluh tahunya. Gua ini berjarak sekitar 500 meter dari pantai utara Jawa dan berada pada kedalaman 25 meter di bawah permukaan tanah. Gua dengan luas 2.500 m2 ini ditemukan pada 6 Agustus 1992 oleh sekelompok penambang fosfat di daerah gua tersebut.
Gua Maharani seperti gua-gua lain yang pada umumnya terbentuk pada daerah dengan batuan utama berupa batuan sedimen yakni lebih khusus lagi hanya pada tubuh batu gamping atau batuan karbonat. Jenis batuan ini memiliki kadar kalsium karbonat yang tinggi. Secara sederhana gua ini terbentuk karena larutnya material batu gamping dan meninggalkan jejaknya berupa rongga-rongga. Rongga-rongga ini bila kemudian saling berhubungan (connected) akan berkembang melebar dan memanjang akibat berlanjutnya pelarutan dan aliran air bawah tanah hingga akan terbentuklah gua-gua.

KONDISI LINGKUNGAN GUA MAHARANI
A.Lokasi

Gua Maharani adalah sebuah gua yang terletak di kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Merupakan bagian dari pegunungan kapur utara yang memanjang dari Pati hingga pantai utara Lamongan, Jawa Timur. Gua yang bertempat di Jalan Raya Daen-deles (Pantura) itu kini mulai terkenal sampai ke luar Lamongan, bahkan hingga ke luar Provinsi Jawa Timur.

A.Kodisi Fisik dan Kimia Gua Maharani

Gua ini letaknya sangat strategis dan menarik karena terletak di dekat pantai kurang lebih 500 m dan berada di tepi jalan Gresik-Tuban tepatnya di kecamatan Paciran Lamongan. Salah satu keajaiban alam berupa gua istana maharani yang menyimpan keindahan alam lebih spesifik dan unik diatas rata-rata gua wisata yang lain. Bahkan menurut prof Dr. KRT.Khoo ahli perguaan internasional dari yayasan speleologi Indonesia di Bogor menilai bahwa stalaktit dan stalakmit di gua istana Maharani masih hidup karenanya keindahan gua ini bisa disejajarkan dengan gua Altamira di Spanyol. Gua Mamonth dan Carlsbad di Amerika Serikat serta Goa Coranche di Perancis.. Gua yang menyimpan sejuta keindahan ini berada dikedalaman 25 m dari permukaan tanah dengan rongga gua seluas 2500 m2.
Stalaktit dan stalagmit yang tumbuh di dalam goa dapat memancarkan cahaya warna warni bila terkena cahaya. Menyadari kelebihan tersebut Pemerintah Daerah Lamongan mengelolanya sebagai obyek wisata primadona. Fasilitas yang dibangun dibagi dalam tiga zone yaitu zone umum, zone peralihan dan zone inti, lokasi goa ini 100 m ketimur dari Tanjung Kodok.

KONDISI GEOLOGI GUA MAHARANI

A.Geologi Regional

Secara regional daerah wisata gua Maharani terdiri dari formasi batuan gamping Paciran (Tpp) yang terdiri dari Batu gamping dan lempung karbonat dengan kandungan fosfat yang cukup tinggi. Penyebarab batuan gamping ini hampir merata di sepanjang pantai utara Jawa Timur yang memanjang hingga ke timur hingga daerah Lamongan.

A.Stratigrafi dan Litologi Gua Maharani

Secara stratigrafi, batuan di daerah gua Maharani berupa batuan sedimen yang terdiri atas batu gamping Formasi Paciran, batu lanau Formasi Tuban. Formasi Paciran terdiri dari batu gamping dolomitan dan dolomit. Adanya organik seperti algae, foraminifera besar, molluska dengan ketebalan Formasi Paciran diperkirakan 100-750 m. Sementara Formasi Tuban terdiri dari batu lanau selingan batu gamping pasiran lempungan, setempat mengandung kongkresi dan batu gamping gampingan besian, ketebalan diperkirakan 600m.

B.Morfologi

Daerah sekitar gua maharani merupakan daerah perbukitan yang berhadapan langsung dengan laut Jawa. Di sepanjang pantai yang tepat di depan gua Maharani terdiri atas singkapan-singkapan batu karang yang masih satu Formasi dengan gua Maharani. Vegetasi yang hidup di sekitar gua Maharani merupakan tumbuhan-tumbuhan jenis ringan.

LEGENDA GUA MAHARANI

Istana Maharani, demikian goa ini dinamakan oleh Bupati Lamongan R. Mohamad Faried, SH sesuai dengan kecantikan sinarnya dan berdasarkan usulan salah seorang pekerja penemu goa atas mimpi istrinya. Goa Istana Mahara­ni ditemukan oleh 6 penggali tanah coral bahan phosphat dan pupuk dolomit yaitu Sugeng dan kawan – kawan dengan mandor Nyoto pada tanggal 6 Agustus 1992. Luasnya kurang lebih 2. 500 m2 dengan kedalaman 25 m dari permukaan tanah. Nama maharani lahir dari mimpinya istri Nyoto. Malam sebelum ditemukannya goa, dia bermimpi melihat cahaya bunga­ – bunga yang sangat indah berwarna – warni yang di jaga oleh dua ekor naga raksasa bermahkota. Dua ekor naga tersebut kini divisualkan berbentuk dua patung naga dengan dua burung garuda penjaga pintu masuk goa yang disebut Gerbang Paksi Tatsoko. 
Di dalam Goa memang terdapat stalaktit – stalagmit yang menyerupai singgasana Maharaja, flora dan fauna,.. yang sangat indah bersinar – sinar seperti mutu manikam intan baiduri. Dari tetesan air bebatuan gamping yang menyerupai karang sejak jutaan tahun yang lalu secara alami endapannya mengkristal membentuk berbagai perwu­judan yang sangat mengagumkan. Sungguh merupakan keajaiban dunia tanda Kebe­saran Tuhan.
Stalaktit dan stalagmit tersebut ada yang disebut Lingga Pratala (me­nyerupai alat vital laki – laki), Yoni Pratiwi (alat vital perempuan), Cempaka Tirta (bunga kanthil), Karang Raja Kadal (menyerupai dinosaurus), Selo Gajah (menyerupai kepala gajah), bunga Mawar, pohon Beringin dan berbagai bentuk lainnya yang teramat unik dan indah.
Menurut cerita mimpi setelah semedhi beberapa penduduk, didalam goa sering terlihat puteri cantik seperti Roro Ayu Mantili dari kerajaan fiksi Madangkara diiring dua dayang dan punggawa. Namun melihat struktur dan berbagai bentuk stalaktit dan stalagmit didalam goa ada yang melukiskan seperti Keraton Kiskendo.
Memang apabila wisatawan termenung sebentar tentang keajaiban alam yang terpatung karikatural dalam goa, berba­gai imajinasi luar biasa akan bermuncu­Ian sehingga mendorong orang untuk selalu berkunjung kembali ke goa Istana Maharani.

DAFTAR PUSTAKA

Djuri, M.,dkk., 1996 ”Peta Geologi Lembar Tuban, Jawa” Pusat Pengembangan dan Penelitian geologi
Samodra, H., 2001, ”Nilai Strategis Kawasan Karts di Indonesia, Pengelolaan dan Perlindungannya”, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Badan Penelitiandan Pengembangan Energi dan Sumberdaya Mineral, Bandung, Indonesia.

Tidak ada komentar: